Sabtu, 09 April 2011

Ya Allah... Izinkan aku mencintai-Mu semampuku

Bismillahirrohmaanirrohiim

Ya Rabb...
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu

Lembar demi lembar kitab ku pelajari
Untai demi untai kata para ustadz ku resapi
Tentang cinta para nabi
Tentang kisah para sahabat
Tentang mahabbah para sufi
Lalu ku tanam di jiwa dalam-dalam
Ku tumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di awan

Tapi Rabbi...
Berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan, dan kemudian tahun berlalu...
Aku berusaha mencintai-Mu dengan cinta yang paling utama, tapi...
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu
Aku makin merasakan gelisahku membadai...
Dalam cinta yang mengawang.
Sedang kaki ku mengambang, tiada menjejak bumi
Hingga aku terhempas dalam jurang...
Dalam kegelapan....

Wahai Ilaahii...
Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan, dan tahun berlalu...
Aku mencoba merangkak, menggapai permukaan bumi dan menegakkan jiwa ku kembali...
Menatap, memohon, dan menghiba-Mu
Allahu Rahiim...Ilaahi Rabbii...
Perkenankanlah mencintai-Mu semampuku
Dengan segala kelemahanku.

Ilaahii Rabbii...
Aku tak sanggup mencintai-Mu
Dengan kesabaran menanggung derita
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa, hingga Al-Musthafa
Karena itu izinkan aku mencintai-Mu
Melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu
Atas derita batin dan jasadku
Atas sakit dan kekuatanku...

Ya Rabbii...
Aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar, yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan Rasul-Mu bagi diri dan keluarga. Atau layaknya Umar yang menyerahkan separuh harta demi jihad. Atau Utsman yang menyerahkan seribu ekor kuda untuk syiarkan Dien-Mu. Izinkan aku mencintai-Mu, melalui seratus dua ratus perak yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan, pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan, pada makanan-makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan.

Ilahii...
Aku tak sanggup mencintai-Mu dengan khusuknya sholat salah seorang sahabat Nabi-Mu hingga tiada terasa anak panah masuk terhujam di kakinya. Karena itu ya Allah....perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu, dalam sholat yang coba ku dirikan terbata-bata, meski ingatan kadang melayang keberbagai permasalahan dunia.

Rabbii...
Aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib, yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta dengan-Mu. Maka izinkanlah aku untuk mencintai-Mu dalam satu dua rakaat lail ku, dalam satu dua sunah nafilah-Mu. Dalam desah nafas kepasrahan tidurku.

Ya Rahmaan...
Aku tak sanggup mencintai-Mu bagai para al-hafidz dan hafidzah, yang menuntaskan kalam-Mu dalam satu putaran malam. Perkenankan aku mencintai-Mu, melalui selembar dua lembar tilawah harianku, lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.

Ya Rahiim...
Aku tak sanggup mencintai-Mu semisal Sumayyah, yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya Dien-Mu. Seandai para Syuhada, yang menjual dirinya dalam jihadnya bagi-Mu. Maka perkenankan aku mencintai-Mu dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk Dakwah-Mu. Maka izinkan aku mencintai-Mu dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.

Allahu Kariim...
Aku tak sanggup mencintai-Mu di atas segalanya, bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya, dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya. Maka izinkanlah aku mencintai-Mu dengan mencintai keluargaku, dengan mencintai sahabat-sahabatku, dengan mencintai manusia dan alam semesta.

Allahu Rahmaanurrahiim...Ilaahi Rabbi...
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku, agar cinta itu mengalun dalam jiwa, agar cinta itu mengalir di sepanjang nadiku.

1 komentar:

  1. syukron ukhti aku yang sedang terpuruk bisa kebali merasakan indahnya cinta Allah dan betapa lemahnya aku... dan aku kan mencoba lagi semuanya syukron ukhti... :)

    BalasHapus