Selasa, 19 April 2011

Benarkah Cintaku Tulus Karena-Nya?

Seseorang bertanya, "Apakah itu cinta karena Allah? Bukankah kita tulus mencintai seseorang apa adanya? Jika demikian adanya, kenapa kita harus membuat kriteria pasangan hidup kita?"

Maka aku pun berkata, "Cinta memang tak kan pernah terdefinisi secara sempurna lewat kata2. Hanya rasa yang mampu menyempurnakannya...Maka cinta karena Allah adalah rasa yang membuat iman kita kian tumbuh dalam jiwa dan tiap langkah kita.

Namun tidaklah iman tumbuh dengan sendirinya, tapi iman tumbuh seiring dengan pilihan2 yang kita buat. Pilihan benih yang baik akan menumbuhkan pohon iman yang baik pula.Itulah sebabnya perlu adanya kriteria/pilihan dalam memilih jodoh & sebaik2 kriteria tentunya dilihat dari keshalihannya. Maka tiada salahnya membuat kriteria kalau dengan kriteria itu kita semakin dekat dengan Allah.

Pilih yang shalihkalau dengan keshalihannya iman kita bertumbuh. Pilih yang pintar jika dengan kepintarannya, ilmu-Nya bisa tertransfer kepada kita. Pilih yang sabar jika dengan kesabarannya kita lebih kuat menghadapi ujian dalam dakwah kita. Silahkan tentukan kriteria selama dalam batas2 keshalihan.

Yang dilaknat itu bila kita memilih hanya karena fisik, harta dan
keturunannya. Coba deh baca al-hadits... Karena pilihan yang buruk itu
justru bisa menyebabkan kefuturan iman.

Pilihan keshalihan juga sebenarnya bisa memenuhi 3 kriteria tadi lho... Buat istri yang pintar ghadul bashar, suaminya jadi pria terganteng di dunia. Kalau istrinya qanaah, uang receh suami jadi harta karun. Dan buat istri yang tawadhu', suaminya adalah keturunan asli (tanpa bahan pengawet) pangeran surga. Cihuy... Jadi letakkan kriteria keshalihan sebagai kriteria utama kita"

"Terus gimana kalau jodoh yang datang pada kita adalah orang2 yang buruk akhlaknya? Penjudi, pemabuk, clubbers atau bahkan orang yang yang tak sempurna dalam menutup auratnya. Masihkah kita mampu bersabar mencintainya?" tanyanya lagi...

Aku mencoba bermuhasabah dalam jenak2 pernikahan yang baru senoktah kulalui...

Sebelum menjawab pertanyaan itu, coba kita tanyakan dalam diri kita. Apakah kita benar2 yakin dengan janji Allah dalam surah An-Nuur? Yang intinya: laki2 beriman hanya untuk wanita beriman. Ibrah surah ini bahwa jodoh yang datang pada kita adalah cerminan diri kita. So, kalau ingin dapat pria yang shalih (bukan yang bejat, VMJan ataupun bakwan/ikhwan gadungan), kita juga harus jadi wanita shalihah yang pintar2 jaim (jaga iman). Tapi belajarlah untuk selalu jadi wanita ja-im yang niatnya tulus karena Allah, bukan karena kriteria pilihan ikhwan. Maka jodoh terbaik akan datang dar-Nya. InsyaAllah dia adalah ikhwan yang shalih, seperti kita juga yang terus berusaha untuk shalihah.

Tapi, banyak juga akhwat yang salah kaprah. Ketika datang padanya pria yang buruk, sang akhwat menganggap dia jodohnya. Padahal sang pria berakhlak buruk tadi adalah salah satu ujian keimanan sang akhwat. Seperti kata seorang Ustadzah, hanya 3 ujian seorang akhwat: jodoh, karir dan keluarga.

Demikian juga para ikhwan yang banyak salah menerima wanita hanya karena kecantikannya, harta dan keturunannya saja...

Nah, jika sang akhwat tetap menerima pria itu, itu sama artinya dengan sang akhwat juga seperti pria itu. Na'udzubillahi min dzalik... Padahal jika sang akhwat bersabar, insyAllah akan digantikan Allah dengan pria yang lebih baik lagi, yang shalih dan berakhlak mulia. Yakinlah... Karena itu janji-Nya. Dan berikhtiyarlah, maka alam akan menjadi saksi ketulusan cinta kita^^

The last yang harus diingat, sebagai seorang akhwat, kita akan menjadi makmum suami ketika sudah menikah. Jadi kita harus pintar2 memilih imam. Imam yang shalih akan menghantarkan kita mengarungi samudera iman terdalam. Di sisinya, nikmat penghambaan kepada Allah akan terasa sempurna. Suami yang shalih adalah qawwam yang dengan kepemimpinannya kita merasa tenang (sakinah) saat dibimbing menuju-Nya, nyaman (mawaddah) dalam perlindungannya dan merasakan nikmat rahmat dalam syukur yang berlapis2 banyaknya.

Sebagaimana akhwat,beruntunglah ikhwan yang mendapatkan wanita shalihah, layaknya mendapatkan mutiara terindah yang selama ini tersimpan dalam palung samudera. Kenapa? Karena wanita yang shalihah tak hanya menarik akhlak dan kepribadiannya saja, namun ia juga membantu suaminya untuk taat kepada-Nya.

Tahajjud, tilawah dan mengingat-Nya bersama-sama pasangan hidup kita adalah syukur yang tak terbendung hingga menganak di sungai2 jannah-Nya. Subhanallah^^

So, mencintai karena Allah akan termanifestasi dari:
1. Kriteria pasangan hidup kita
2. Seberapa besar niat dan keyakinan kita untuk mendapatkan pangeran yang shalih
3. Seberapa besar ikhtiyar kita dalam keistiqamahan menjaga diri dan hati saat menunggu sang pangeran shalih tiba

Selamat bercinta karena-Nya^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar