Kamis, 29 Desember 2011

Muhasabah Akhir Tahun

Apa yang telah kita lakukan sepanjang tahun ini? Lalu apa sebaiknya rencana tahun mendatang? Sudah sampai dimanakah perjalanan hidup kita untuk meraih visi hidup ini? Muhasabah atau evaluasi diri seperti itulah yang harus kita lakukan, jika tidak ingin hidup merugi.
Saat seorang diminta membayangkan visi hidupnya, seringkali yang tergambar adalah visi dunia saja. Bayangan kesuksesan pun dengan ukuran dan kriteria dunia. Punya rumah besar, penghasilan tinggi, kendaraan mewah, dan bisa bersenang- senang. Bila seorang politisi yang terbayang berkantor di Senayan atau Istana Merdeka. Kalau pegawai berharap kelak menduduki jabatan strategis dengan fasilitas dan penghasilan berlimpah. Atau jika pengusaha, menjadi konglomerat dengan kekayaan yang tak terkira.
Boleh saja kita berusaha meraihnya. Dan tak ada larangan juga kita menikmatinya. Namun jangan lupa sisi lain hidup ini. Dari berbagai impian dunia yang kita kejar tadi, cobalah tarik ke belakang sedikit saja. Bahwa hidup kita ini, pasti ujung akhirnya adalah kematian. Agar seimbang, tidakkah kita perlu juga menggambarkan saat- saat akhir hidup kita? Rasanya akan lebih pas dan cerdas jika malam tahun baru ini bukan untuk pesta pora namun untuk tafakkur dan muhasabah; sudahkah kita siap menghadapi maut yang akan menjemput? Apa bekal yang telah kita siapkan menghadapinya?
Manusia yang paling cerdas adalah yang paling banyak mengingat mati serta terbanyak persiapan menghadapinya. (Riwayat Ibnu Majah)
Sakaratul Maut
Sayup-sayup renungi lantunan nasyid tentang kematian ini. “Bila Izrail datang  memanggil, jasad terbujur di pembaringan. Seluruh tubuh akan menggigil, sekujur badan kan kedinginan.”
Bayangkan saat Anda terkulai menghadapi sakaratul maut di ujung kehidupan. Tarikan nafas naik turun terasa sesak dan tersengal. Badan lemah lunglai. Haus, lapar. Air setetes pun tak lagi bisa masuk dalam tenggorokan.  Akhirnya sang nyawa pun pergi tak dapat dicegah. Dan anak istri hanya bisa melepas kepergian Anda dengan sedih berlinang air mata.
Kalau Anda seorang politisi, saat menghadapi beratnya sakaratul maut itu, apa yang dapat Anda pikirkan? Para pengikut yang sekian lama Anda banggakan, tak akan dapat menghalangi datangnya maut. Anda demikian lemah dan tak berdaya. Kenikmatan dunia sekian lama itu pun pupus seiring dengan ujung hembusan nafas Anda.
Jika Anda seorang pejabat, kematian pun tak akan bimbang dengan Anda. Malaikat maut tanpa sungkan sedikit pun merogoh ruh Anda untuk mencabutnya. Dan saat kritis itu terjadi, lidah pun kelu. Jabatan kebanggan itu pun menguap begitu saja. Apa desahan terakhir Anda?
Bila Anda seorang pengusaha, sang maut pun tak mau ditunda meski dengan seluruh uang Anda. Tubuh dari tanah dan akan kembali ke tanah. Saat tubuh Anda terbujur kaku di pembaringan, apa kekayaan yang masih dapat Anda bawa? Hanya lembaran kain kafan. Tidakkah Anda bersiap dengan datangnya kepastian ini?
Saat sakaratul menjemput, sedang bagaimana keadaan diri ini? Tersenyum karena cinta dan ridha dengan Allah ataukah terbelalak ngeri? Di tengah kepanikan itu masih bisakah lisan kita berucap kalimat tauhid; Laa ilaaha illallah. Khusnul khatimah atau suul khatimah?
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (Al Anbiyaa [21]: 35)
Visi Akhirat
Meski kematian itu demikian tragisnya, namun  ia bukan akhir segalanya. Nasib manusia tidak berakhir di liang lahat begitu saja habis perkara. Masih ada perjalanan hidup selanjutnya. Itu sangat tergantung pada amal kita. Semua yang kita bicarakan dan lakukan sepanjang hidup ini ‘disadap’ habis tak ada yang tertinggal sebagai bukti di pengadilan Ilahi kelak. Visi dunia yang telah kita canangkan memang perlu, tetapi jangan lupa visi akhirat yang abadi.
Seorang yang tak memiliki visi akhirat, yang terbayang dalam hidup ini adalah gambaran kenikmatan dunia saja. Tak sedikit pun resiko akhirat yang tergambar dalam benaknya. Dalam maksiat, yang terbayang kesenangan, bukan panasnya api neraka. Na’udzubillahi min dzalik.
Kamu akan dikembalikan kepada Dzat yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, kemudian akan diterangkan kepada kalian tentang apa saja yang telah kalian kerjakan. (Al-Jumu’ah [62] : 8)
Bayangkan dengan amal perbuatan kita saat ini. Bila ajal menjemput akankah Allah menyambut kita dengan tersenyum ridha? Ataukah murka karena kita tak pernah sudi  mengenal- Nya? Akankah kita di masukkan dalam sorga- Nya? Atau tertunduk hina diseret malaikat ke neraka-Nya karena perbuatan dosa yang menggelayut jiwa? Na’udzubillah.
Tidakkah sejak dini kau bersiap diri? Bila kau begitu menjaga hubungan dengan kolegamu untuk duniamu, tidakkah hatimu terpanggil menjalin hubungan dekat dengan Tuhan-Mu? Kalau kau tidak sayang mengeluarkan uang banyak untuk kesenanganmu, tidakkah kau merasakan pentingnya berkorban dan berinvestasi untuk akhiratmu? Kalau hidup kita berpaling dari Allah, akan sempitlah hidup ini.
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya bagi mereka penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (Thaha [20]: 124)
Mumpung masih diberi umur, raihlah visi akhirat itu sejak sekarang. Mendekatlah dengan Allah dan jalin hubungan yang kian mesra  dengan-Nya. Saat adzan berkumandang, penuhi undangan-Nya dengan senyum syukur. Basuh dan sucikan jiwa ini untuk ruku' dan sujud dengan penuh khusyu' dan ridha kepada- Nya. Semoga dengan begitu, Dia pun ridha menerima kita.
Dalam hubungan dengan sesama sehari- hari, perbanyaklah amal shalih. Bukan semata berpikir apa yang dapat saya nikmati tetapi bisakah saya berbagi. Jika Anda seorang politisi, curahkan waktu dan tenaga untuk membela ummat. Jika Anda mendapat amanah jabatan, jadikan ia ladang melayani rakyat. Atau bila Anda pengusaha, berbagilah dengan sesama atas anugerah Allah yang dialirkan lewat Anda.
Bila kita senantiasa beramal mencari ridha- Nya, Allah pun berkenan menurunkan rahmat dan ampunan dalam hidup ini. Dan dengan istiqamah di jalan-Nya, kematian pun bukan sebuah kengerian. Namun pintu menjemput kebahagiaan yang hakiki. Kita diundang memasuki sorga- Nya bersama hamba- hamba-Nya yang shalih dan disambut salam- Tuhan Yang Maha Penyayang.
Sesungguhnya penghuni syurga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. Di syurga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. (Kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (Yasiin [35]: 55- 58)
Bahagia dunia akhirat. Itulah visi yang hendaknya kita tanamkan dalam tafakkur dan muhasabah pergantian tahun ini. (Ust. Hanif Hanan)

Selasa, 27 Desember 2011

Rights of Women in Islam!

Hak-hak Wanita dalam Islam ditinjau oleh dua sumber Al Qura'n dan Hadis yang tidak pernah saling bertentangan. Banyak orang memiliki perspektif yang berbeda dan perbedaan yang dapat diberantas dengan menggunakan kutipan dari Qura'n dan Hadis. Seorang Muslim harus menunjukkan rasa terima kasih terhadap Allah (SWT) dan harus mencari kesenangan. Islam percaya pada kesetaraan pria dan wanita. Namun, persamaan tidak berarti identicality. Karakter dari seorang pria dan seorang wanita dalam Islam adalah menjadi menyetujui satu sama lain. Karena seorang pria dan seorang wanita adalah mitra tidak ada yang dapat terlihat untuk supremasi. Selanjutnya, pria dan wanita sahabat satu dan lainnya.
Pertama-tama, pria terpelajar banyak memiliki kesalahpahaman bahwa surga hanya untuk mereka bukan untuk perempuan, kesalahpahaman ini dapat dihilangkan dengan mengutip Qura'n dalam Surah Nisa ayat 4 pasal 124. "Jika melakukan amal saleh, - akan mereka laki-laki atau perempuan - dan memiliki iman, mereka akan masuk Surga, dan tidak sedikit ketidakadilan akan dilakukan untuk mereka". Selain itu dalam Islam seorang wanita telah terangkat karena kehamilan dan kelahiran anak. Baik pria dan wanita memiliki tugas spiritual dan moral yang sama untuk melakukan. Misalnya, mereka berdua berdoa, berpuasa, memberikan zakath, percaya kepada Allah (swt), ingin pergi haji ke Mekkah dan Madinah, dan mereka membaca Syahadah sama sehari-hari ketika mereka bangun di pagi hari. Namun, perempuan telah diberikan beberapa konsepsi dalam Islam. Ketika ia sakit atau hamil, dia tidak harus cepat, namun, ia harus melakukannya nanti ketika dia merasa lebih baik.

Kedua, seorang wanita dapat menafikan atau membuang harta tanpa mengambil saran apapun tidak peduli apakah dia tunggal, atau menikah. Selanjutnya, Women in Islam dapat bekerja jika dia mau, selama ia mempertahankan jilbabnya. Ada beberapa pekerjaan yang dilarang bagi pria dan wanita seperti, Penyelundupan, Film Akting, Modeling, Alkohol Melayani, Judi, dan lain-lain Dalam Islam perempuan memiliki keamanan keuangan yang lebih daripada pria. Sebagai contoh, ketika seorang suami dapat menghabiskan ribuan dolar pada penerimaan maka dia dapat memberikan setidaknya setengah dari itu kepada istrinya sebagai hadiah yang juga dikenal sebagai "Meher". Namun, dalam Islam "Meher" bisa apa-apa karena itu adalah hadiah, tapi karena ia menghabiskan begitu banyak pada satu hari, dia bisa membelinya untuk memberikan setidaknya setengah dari itu kepada istrinya. Apakah saya benar? Atau Salah? Hal yang paling menjijikkan bagi saya adalah ketika keluarga mempelai pria meminta keluarga pengantin untuk mas kawin, yang sebenarnya dilarang dalam Islam. Seperti yang kita semua tahu Islam tidak melarang seorang wanita dari bekerja. Ketika perempuan bekerja, apa pun dia mendapatkan itu miliknya. Dia bisa melakukan apa saja, dia ingin. Dia bisa memberikannya kepada seseorang, atau menghabiskan semuanya. Namun, jika dia ingin dia bisa menghabiskan ditahan rumahnya atau di anak-anaknya. Ada lebih dari itu! Tidak peduli betapa kaya istri, itu adalah tanggung jawab pria untuk mengurus istri dan anak-anak dengan pakaian, makanan tempat berlindung, dan dan untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Akhirnya, dalam kasus perceraian atau janda seorang wanita diberikan dukungan keuangan untuk periode waktu, jika ia memiliki anak dia juga diberikan dukungan anak seperti dikatakan di Qura'n.
Perempuan yang disebut sebagai "Mohsana" di Qura'n (tingkat benteng melawan setan). Seorang wanita menikahi pria itu dan terus dia di jalan yang benar. "Sahih Bukhari bab 8 ayat 7 hadits no 4. Nabi (saw) berkata, "siapa pun yang menikah melengkapi setengah dien". Ini berarti bahwa ia akan melindungi dirinya dari homoseksualitas yang mengarah ke dosa-dosa besar di dunia ini. Allah (swt) memberikan cinta dalam hati suami dan istri sebagai kata dalam Surat Rum ayat 30 pasal 21. "[21] Dan di antara tanda-tanda-Nya adalah ini, bahwa Dia menciptakan untukmu pasangan dari antara kamu, supaya kamu dapat tinggal dalam ketenangan dengan mereka, dan Dia telah menempatkan cinta dan kasih sayang antara Anda (hati): Sesungguhnya dalam yang Tanda bagi mereka yang berpikir ". Menurut pasal ayat Surah Nisa 4 21, pernikahan adalah perjanjian disucikan. "Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali apabila kamu telah bergaul kepada satu sama lain dan mereka telah mengambil dari kamu perjanjian yang serius?" Salah satunya adalah dilarang wanita mewarisi terhadap dirinya akan. Seorang wanita tidak menikah sehingga ia dapat diperlakukan sebagai budak, dia tidak menikah untuk menguasai, namun, sebagaimana disebutkan dalam hadis 7396 "Perempuan yang menikah dengan setara dengannya". Dalam Qura'n itu jelas menyebutkan bahwa suami dan istri memiliki hak yang sama, namun, manusia telah diberi satu skala yang lebih tinggi dalam kepemimpinan dalam keluarga (Satu gelar yang lebih tinggi dalam tanggung jawab tidak lebih tinggi di alam atau bentuk) sebagaimana disebutkan dalam Surat Baqrah bab 2 ayat 228. "Perempuan yang bercerai harus menunggu mengenai diri mereka sendiri selama tiga periode bulanan. Juga tidak halal bagi mereka untuk menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahim mereka, jika mereka beriman kepada Allah dan hari terakhir. Dan suami mereka memiliki lebih baik hak untuk mengambil mereka kembali dalam periode itu, jika mereka ingin untuk rekonsiliasi. Dan perempuan harus memiliki hak yang sama terhadap hak-hak terhadap mereka, menurut apa yang adil, tetapi pria memiliki derajat (keuntungan) atas mereka. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ". Hal ini juga disebutkan dalam Qura'n bahwa laki-laki adalah pelindung dan penjaga perempuan, di samping itu, jika seorang pria tidak seperti istrinya, dia masih harus menunjukkan kebaikan istrinya dan memberikan kasih sayang-Nya

Ujian Itu Nikmat, Nikmat Itu Ujian~


Alhamdulillah, hari ini diberi kesempatan untuk terus bernafas di bumi Allah..

.:Untuk diriku + dirimu = kita semua~:.

Melihat kepada cuaca sekarang, hujan tanpa henti dan tiadanya matahari berpanjangan.. Ramai diantara kita yang diuji dengan kesehatan.. Demam, batuk, selsema dan sebagainya berikutan cuaca..Tidak kurang juga untuk yang diuji dengan ujian-ujian atas kemapuan kalian..

Bila difikir2 semula, itu adalah nikmat dari Allah untuk hamba2-Nya yang terpilih...Sesungguhnya sakit itu penghapus dosa..Bersyukurlah setinggi-tinggi syukur kpd Allah atas nikmat ujianNya kepada kita...
“Tiada seorang mu’min yang rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyaki tatau kesedihan (kesusahan) sampai duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya” (HR. Bukhari).

Dan bila mana kita sakit, itu juga adalah ujian di atas kemampuan kita sendiri..sesungguhnya Allah takkan menguji kita atas kemampuan kita sendiri...Jangan hiasi mehnah yang bernilai itu dengan keluh kesah maupun perasaan tidak redha dengan ketentuan Ilahi..Dia adalah Pencipta kita, hamba2Nya, dan Dia lah juga yang tahu sebaik2 perkara untuk kita..

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (2:286)

Bersyukurlah bila kita dijuji dengan sesuatu ujian, kerana itu kemampuan kita. Itu juga tanda sayangnya Pencipta sekalian alam kepada kita, hambaNya..
Bila mana kita rasa terus-terus diberikan nikmat tanpa rasa diuji, disitu sedarlah Allah beri kita segenap waktu menikmati nikmatNya itu dan itu juga adalah sebenar ujian yg ramai tidak sedar..
Bersyukurlah, Bersyukurlah, Bersyukurlah..krn, jika waktu yg dikehendakiNya, nikmat itu boleh ditarik semula..
(Mengapa mereka bersikap demikian?) dan mengapa mereka tidak melihat (dengan hati mereka) bahawa Allah memewahkan rezeki bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya (sebagai cubaan adakah orang itu bersyukur atau sebaliknya), dan Ia juga yang menyempitkannya (sebagai ujian samada diterima dengan sabar atau tidak)? Sesungguhnya hal yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan (yang membuktikan kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (30 :37 )

Nikmat itulah ujian yang sering membuat kita alpa dan terlupa dari mana datangnya kesenangan yang dimiliki.

Namun pada hakikat sebenar, nikmat dan ujian terdapat dalam kedua2 keadaan, dan beruntunglah bagi mereka yang sentiasa menjinakkan hati untuk bersyukur dan mentaati Rabbul'Izati..

Kamis, 22 Desember 2011

NASEHAT MAMAK

Wahai Puteriku .........
Putriku tercinta!!!
Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun.
Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan.
Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan berjumpa dengan banyak orang.
Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia.
Oleh karena itu dengarkanlah nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, yang belum pernah engkau dengar dari orang lain sebelumnya.
Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral,
menghapus kejahatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena
tumpul, dan mulut letih, tetapi kami tidak menghasilkan apa-apa.
Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan semakin
bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan
pakaian merangsang, terbuka bagian lengan, betis dan lehernya.
Kami belum menemukan cara untuk memperbaiki, kami belum
tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu,
putriku!!! Kuncinya berada di tanganmu.
Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam
lorong dosa, tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan
berani, dan andaikata bukan lantaran lemah gemulaimu, laki-laki
tidak akan bertambah parah.
Engkaulah yang membuka pintu, kau
katakan kepada si pencuri itu : silakan masuk … ketika ia telah
mencuri, engkau berteriak : maling …! Tolong … tolong… saya
kemalingan.
Demi Allah … dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis
kecuali gadis itu telah ia telanjangi pakaiannya.
Demi Allah … begitulah, jangan engkau percaya apa yang
dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak
dan budi bahasanya. Ia akan berbicara kepadamu sebagai seorang
sahabat.
Demi Allah … ia telah bohong! Senyuman yang diberikan
pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu
tidak lain hanyalah merupakan perangkap rayuan ! setelah itu apa
yang terjadi? Apa, wahai puteriku? Coba kau pikirkan!
Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian
engkau ditinggalkan, dan engkau selamanya tetap akan merasakan
penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan mencari
mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, dan engakulah yang
menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis,
keningmu tercoreng, selama hidupmu engkau akan tetap berkubang
dalam kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu
selamanya.
Bila engkau bertemu dengan pemuda, kau palingkan muka, dan
menghindarinya. Apabila pengganggumu berbuat lancang lewat
perkataan atau tangan yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu.

Wahai Putriku.....
lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau lakukan,
maka semua orang di jalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak
nakal itu takkan mengganggu gadis-gadis lagi. Apabila anak laki-laki
itu menginginkan kebaikan maka ia akan mendatangi orang tuamu
untuk melamar.
Cita-cita wanita tertinggi adalah perkawinan. Wanita,
bagaimanapun juga status sosial, kekayaan, popularitas, dan
prestasinya, sesuatu yang sangat didamba-dambakannya adalah
menjadi isteri yang baik serta ibu rumah tangga yang terhormat.
Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun ia
lelaki hidung belang, apabila ia akan menikah tidak akan memilih
wanita jalang (nakal), akan tetapi ia akan memilih wanita yang baik
karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga dan ibu putera-puterinya
adalah seorang wanita amoral.
Sesungguhnya krisis perkawinan terjadi disebabkan kalian
kaum wanita! Krisis perkawinan terjadi disebabkan perbuatan wanita-wanita asusila, sehingga para pemuda tidak membutuhkan isteri,
akibatnya banyak para gadis berusia cukup untuk nikah tidak
mendapatkan suami. Mengapa wanita-wanita yang baik belum juga
sadar? Mengapa kalian tidak berusaha memberantas malapetaka ini?
Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu daripada kaum laki-laki
untuk melakukan usaha itu karena kalian telah mengerti bahasa
wanita dan cara menyadarkan mereka, dan oleh karena yang menjadi
korban kerusakan ini adalah kalian, para wanita mulia dan beragama.
Maka hendaklah kalian mengajak mereka agar bertakwa kepada
Allah, bila mereka tidak mau bertakwa, peringatkanlah mereka akan
akibat yang buruk dari perzinaan seperti terjangkitnya suatu
penyakit. Bila mereka masih membangkang maka beritahukan akan
kenyataan yang ada, katakan kepada mereka : kalian adalah gadis-gadis
remaja putri yang cantik, oleh karena itu banyak pemuda
mendatangi kalian dan berebut di sekitar kalian, akan tetapi apakah
keremajaan dan kecantikan itu akan kekal? Semua makhluk di dunia
ini tidak ada yang kekal. Bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah
menjadi nenek dengan punggung bungkuk dan wajah keriput? Saat
itu, siapakah yang akan memperhatikan? Siapa yang akan menaruh
simpati?
Tahukah kalian, siapakah yang memperhatikan, menghormati
dan mencintai seorang nenek? Mereka adalah anak dan para cucunya,
saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu ditengah rakyatnya.
Duduk di atas singgasana dengan memakai mahkota, tetapi
bagaimana dengan nenek yang lain, yang masih belum bersuami itu?
Apakah kelezatan itu sebanding dengan penderitaan di atas? Apakah
akibat itu akan kita tukar dengan kelezatan sementara?
Dan berilah nasehat-nasehat yang serupa, saya yakin kalian
tidak perlu petunjuk orang lain serta tidak kehabisan cara untuk
Wahai Putriku...
menasehati saudari-saudari yang sesat dan patut dikasihani. Bila
kalian tidak dapat mengatasi mereka, berusahalah untuk menjaga
wanita-wanita baik, gadis-gadis yang sedang tumbuh, agar mereka
tidak menempuh jalan yang salah.
Saya tidak minta kalian untuk mengubah secara drastis
mengembalikan wanita kini menjadi wanita berkepribadian muslimah
yang benar, akan tetapi kembalilah ke jalan yang benar setapak demi
setapak sebagaimana kalian menerima kerusakan sedikit demi sedikit.
Perbaikan tersebut tidak dapat diatasi hanya dalam waktu
sehari atau dalam waktu singkat, malainkan dengan kembali ke jalan
yang benar dari jalan yang semula kita lewati menuju keburukan
walaupun jalan itu sekarang telah jauh, tidak menjadi soal, orang
yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya
ini, tidak akan pernah sampai. Kita mulai dengan memberantas
pergaulan bebas, (kalaupun) seorang wanita membuka wajahnya tidak
berarti ia boleh bergaul dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Istri
tanpa tutup wajah bukan berarti ia boleh menyambut kawan suami
dirumahnya, atau menyalaminya bila bertemu di kereta, bertemu di
jalan, atau seorang gadis menjabat tangan kawan pria di sekolah,
berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian, dia
lupa bahwa Allah menjadikannya sebagai wanita dan kawannya
sebagai pria, satu dengan lain dapat saling terangsang. Baik wanita,
pria, atau seluruh penduduk dunia tidak akan mampu mengubah
ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau menghapus rangsangan
seks dari dalam jiwa mereka.

Wahai Putriku....
kepada kalian, putri-putriku, wahai putriku yang beriman dan
beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara ketahuilah bahwa
yang menjadi korban semua ini bukan orang lain kecuali engkau.
Oleh karena itu jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis,
jangan dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan
yang alasannya, hak asasi, modernisasi, emansipasi dan kehidupan
kampus. , mereka sama sekali tidak peduli dengan
kalian selain untuk pemuas kelezatan sementara. Sedangkan saya
adalah seorang ayah dari empat orang gadis. Bila saya membela
kalian, berarti saya membela putri-putriku sendiri. Saya ingin kalian
bahagia seperti yang saya inginkan untuk putri-putriku.
Sesungguhnya tidak ada yang mereka inginkan selain
memperkosa kehormatan wanita, kemuliaan yang tercela tidak akan
bisa kembali, begitu juga martabat yang hilang tidak akan dapat
ditemukan kembali.
Bila anak putri jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau
menyingsingkan lengan untuk membangunkannya dari lembah
kehinaan, yang engkau dapati mereka hanya memperebutkan
kecantikan si gadis, apabila telah berubah dan hilang, mereka pun
lalu pergi menelantarkannya, persis seperti anjing meninggalkan
bangkai yang tidak tersisa daging sedikitpun.
Inilah nasehatku padamu, putriku. Inilah kebenaran. Selain ini
janganlah engkau percayai. Sadarlah bahwa di tanganmulah, bukan
di tangan kami kaum laki-laki, kunci pintu perbaikan. Bila mau
perbaikilah diri kalian, dengan demikian umat pun kan menjadi baik.

Minggu, 11 Desember 2011

terima kasih Ya Rabb.

terima kasih Ya Allah atas hidayah yang telah Engkau tanamkan di hati hamba, dengan hidayah ini hamba rela menghijab diri hamba, menyabarkan diri, mengikhlaskan diri, meneguhkan hati
ketika mata dan lisan orang  jahiliyah memandang hina hijab lebar yang hamba sematkan di tubuh hamba

terima kasih Ya Rabb... dengan hidayah ini hamba rela berlutut sujud begitu lama di sepertiga malam yang melelapkan,ketika setan begitu kuat mengajak hamba untuk meneruskan tidur hamba
dengan mimpi-mimpi indah yang kosong

terima kasih Ya Rabb... dengan hidayah ini maka mata yang lalai ini bisa menangis, membasuhi muka dan menjadikan muka yang kusam dengan dosa ini menjadi sedikit bercahaya

terima kasih ya Rabb.. dengan hidayah ini hati ini selalu merinduMu, sangat merinduMu....

terima kasih Ya Rabb dengan hidayah ini langkah kaki ini selalu ingin melangkah ke rumahMu, berdua denganMu di sana, menunaikan rasa rindu terhadapMu di sana

terima kasih Ya Rabb dengan hidayah ini hati, mata ikut menangis ketika lisan ini membaca ayat demi ayat dalam kitabMu dengan suara yang tak begitu syahduh

terima kasih Ya Rabb dengan hidayah ini hamba menjadi rela, ikhlas, dengan kesendirian hamba saat ini karena hamba ingin menjaga kehormatan hamba, kesucian cinta hamba dan hamba menjadi tegar ketika orang-orang jahiliyah mencela hamba karena keyakinan hamba akan janjiMu bahwa wanita yang baik-baik adalah untuk lelaki yang baik-baik

terima kasih Ya Rabb... dengan hidayah ini hamba ingin selalu terikat denganMu, membenci fitnah dunia, membenci hidup berbalut harta tak berkah

terima kasih Ya Allah... betapa dengan hidayah ini Engkau selamatkan hamba dari hawa nafsu hamba yang tak bermata, menjadikan hamba mencintai kesederhaaan dan kebersahajaan

terima kasih Ya Allah betapa dengan hidayah ini Engkau jaga hamba dari wujud-wujud penuh tipuan yang melenakan mata, hati dan iman

terima kasih Ya Allah batapa dengan hidayah ini hamba semakin mencintai Engkau, mencintai Rasul-rasulMu

dan terima kasih Ya Allah karena dengan hidayah ini hamba tau betapa Engkau mencintai dan menyayangi hamba

untukmu ukhti...

Dear Ukhti………
apa kabar imanmu hari ini
semoga selalu menapak maju
apa kabar hatimu hari ini
semoga selalu bersih dari debu juga kelabu
... apa kabar cintamu hari ini
semoga selalu berpeluh rindu pada Nya...

Ukhti..
sungguh indah hidup setelah menikah
apa yang sebelumnya haram menjadi halal
semua perbuatannya mendapat pahala yang berlimpah di sisiNya
suka duka dilalui berdua
senang sedih ada yang menemani
tawa tangis pun bersama

Ukhti..
menikah adalah setengah dien
dan ia menggenapkan dien menjadi satu
sungguh, menikah seperti melihat dunia lain yang tiada pernah
dikunjungi sebelumnya
apa yang tidak bisa dilihat sebelum menikah kini tidak lagi
seakan membuka mata kanan yang sebelumnya belum pernah dibuka
begitu luas, begitu indah, hingga Rasul pun menyunnahkan suatu
pernikahan ini
"bukan termasuk ummatku, jika ia berkeinginan tidak menikah..."

Ukhti..
menikah adalah keputusan besar dari suatu perjanjian berat
pernah ada yang berkata..
"saat akad diucapkan Arsy tertinggi berguncang karena suatu perjanjian
berat diucapkan, karena itu saat akad terjadi ada tangis disana..tangis
suka, tangis duka..."
Allah menjadi saksi karena Dia Yang Maha Melihat lagi Menatap
dan setiap undangan yang datang akan mendoakan pernikahan ini

Ukhti..yang sedang menanti "terkasih"
nanti-lah dengan sabar
sungguh, Allah Maha Tau yang terbaik untuk dirimu
siapkan dirimu, hatimu..
sangat mudah bagiNya memberikan "terkasih" untukmu ataupun tidak
berharap dan mintalah padaNya..
pemilik alam raya dan pencipta "terkasih"mu

Ukhti..yang sedang menjelang akad
berdoa-lah selalu padaNya
penentu segalaNya...
mohon petunjukNya jika "terkasih" adalah yang terbaik untukmu
kemudahan, juga kelancaran dalam peristiwa besar nanti
sungguh, Allah Maha Tau yang terbaik untuk dirimu..
siapkan dirimu, hatimu..

Ukhti..yang telah menikah
jagalah nikmatNya yang besar ini
hanya dengan izinNya dirimu dan "terkasih"mu bersatu, tiada yang lain
jadilah penyejuk hati dan pandangannya..
menjadi istri sholehah dambaan..

fa idzaa 'azamta fatawakkal 'alallaahi

"Tak ada yang lebih indah bagi laki-laki dan wanita yang sedang saling jatuh cinta namun takut kepada Allah untuk bermaksiat, yang penuh ketaatan kepada Allah, yang menjaga diri dan kehormatan karena Allah dan yang menahan diri dari mengikuti hawa nafsu karena Allah selain Mahligai pernikahan"
Ya akhi...terima kasih karena kau bersabar untuk menungguku saat ini. Hanya Allah yang maha tahu betapa hati kita berdua sangat merindukan sebuah mahligai penuh keberkahan yaitu mahligai pernikahan.

terima kasih karena kau mau mengerti dengan syarat dari kedua orangtuaku terhadapku yang hingga kini sedang kuperjuangkan untuk cepat terlaksana, kepada Allah ku berharap syarat itu cepat kupenuhi.

terima kasih karena belas kasihmu kepada kedua orangtuaku yang telah tua, atas pengertian dan kesabaranmu terhadap permintaan kedua orangtuaku yang telah lemah.

Ya akhi...bahkan jarak yang jauh yang memisahkan kita, tak lantas membuat kesetiaanmu untuk menungguku luntur begitu saja, kau bahkan lebih menjaga hatimu lebih dari aku menjaga hatiku sendiri.

Ya akhi, namun ku ingin kau percaya bahwa aku adalah wanita setia, semua ku lakukan karena Allah, karena ingin mengharap ridho Allah.
Ya akhi, setiap malam kupanjatkan do'a penuh harap hanya kepada Allah untuk hubungan ini.

Ya Rabbku.....berikanlah aku pendamping hidup yang soleh
agar kami berdua lebih banyak ingat kepadaMu
dan lebih banyak bertasbih kepadaMu
sesungguhnya Engkau maha mengawasi segala sesuatu

Ya akhi...betapa indah dan tenang hari-hari penantian yang kita jalani, karena kita letakkan semua harapan kita hanya kepada Allah 'azza wa jalla, Rabb yang memegang kendali langit dan bumi. Ya kita letakkan harapan itu secara penuh ikhlas dan berserah diri hanya pada Allah semata.

Kau dan aku tau, sangat tau, tak satupun mahkluk yang bisa menjadi tempat pengharapan, bahkan kita tidak bisa menentukan takdir di masa depan, Allah lah pemegang segala keputusan.

Ya Akhi...maafkan aku yang tiada punya daya sedikitpun selain kekuatan dari Allah, karena sebab kau masih menungguku maka semua ini menjadi terasa lama.
maafkan aku ya akhi....

Ku pilih engkau sebab kesolihanmu, sebab wajahmu yang teduh dan bercahaya, sebab akhlakmu yang indah
sebab kau yang pemalu, tidak banyak bicara dan selalu bersikap sederhana 

Ya akhi...seandainya detik ini ku bisa menemuimu di seberang sana maka akan segera kulakukan namun kau telah paham bahwa masih ada amanah yang harus aku selesaikan disamping berusaha memenuhi syarat yang diajukan kedua orangtuaku.

Ya akhi...namun kita berdua tetap tidak akan pernah tau nama siapakah yang telah tertulis di dalam Lauh Mahfuzh sebagai pendamping hidup kita, hingga kelak saatnya tiba Allah akan memperlihatkan ke kita keputusan dan takdir yang telah Dia tetapkan.

namun satu hal yang akan selalu kupegang dalam hidupku:

fa idzaa 'azamta fatawakkal 'alallaahi
Dan apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah
(Ali 'imran 159)

untuk adam...

Adam,….
Maafkan aku jika coretan ini memanaskan hatimu.
Sesungguhnya aku adalah Hawa,
temanmu yang kau pinta semasa kesunyian di syurga dahulu.
Aku asalnya dari tulang russukmu yang bengkok.
Jadi tidak hairanlah jika perjalanan hidupku sentiasa inginkan bimbingan darimu,
sentiasa mau terpesong dari landasan,
kerana aku buruan syaitan.

Adam,
Maha suci Allah yang mentakdirkan kaumku lebih ramai bilangannya dari kaummu dia akhir zaman, itulah sebenarnya ketelitian Allah dalam urusanNya.
Jika bilangan kaummu mengatasi kaumku nescaya merahlah dunia kerana darah manusia,
kacau-bilaulah suasana,
Adam sama Adam bermusuhan kerana Hawa.
Buktinya cukup nyata dari peristiwa habil dan Qabil sehinggalah pada zaman cucu-cicitnya.
Pun jika begitu maka tidak selaraslah undang-undang Allah yang mengharuskan Adam beristeri lebih dari satu
tapi tidak lebih dari empat pada satu waktu.

Adam,
Bukan kerana ramainya isterimu yang membimbangkan aku,
bukan kerana sedikitnya bilanganmu yang merunsingkan aku.
Tapi ,aku risau, gundah dan gulana menyaksikan tingkahmu.
Aku sejak dulu lagi sudah tahu bahawa aku mesti tunduk ketika menjadi isterimu.
Namun,terasa berat pula untukku meyatakan isi perkara.

Adam,
Aku tahu bahawa dalam Al-Quran ada ayat yang menyatakan kaum lelaki adalah menguasai terhadap kaum wanita.
Kau diberi amanah untuk mendidik aku,
kau diberi tanggungjawab untuk menjaga aku, memerhati dan mengawasi aku agar sentiasa didalam redha Tuhanku dan Tuhanmu.
Tapi Adam, nyata dan rata-rata,
apa yang sudah terjadi pada kaumku kini,
aku dan kaumku telah ramai menderhakaimu.
Ramai yang telah menyimpang dari jalan yang ditetapkan.
Asalnya Allah mengkehendaki aku tinggal tetap dirumah.
Di jalan-jalan, di pasar-pasar, di bandar-bandar bukan tempatku.
Jika terpaksa aku keluar dari rumah seluruh tubuhku mesti ditutup dari hujung kaki sampai hujung rambut.
Tapi realitinya kini, Hawa telah lebih dari sepatutnya.

Adam… ..
Mengapa kau biarkan aku begini?
Aku jadi ibu, aku jadi guru, itu sudah tentu katamu.
Aku ibu dan guru kepada anak-anakmu.
Tapi sekarang diwaktu yang sama, aku ke muka menguruskan hal negara,
aku ke hutan memikul senjata.
Padahal, kau duduk saja.
Ada diantara kau yang menganggur tiada kerja.
Kau perhatikan saja aku panjat tangga di pejabat bomba,
kainku tinggi menyingsing peha mengamankan negara.
Apakah kau sekarang tidak lagi seperti dulu?
apakah sudah hilang kasih sucimu terhadapku?

Adam… ..
Marahkah kau jika kukatakan andainya Hawa terpesong,
maka Adam yang patut tanggung!
Kenapa? Mengapa begitu ADAM?
Ya! Ramai orang berkata jika anak jahat emak-bapak tak pandai didik,
jika murid bodoh, guru yang tidak pandai mengajar!
Adam kau selalu berkata, Hawa memang degil, tak mahu dengar kata,
tak mudah makan nasihat, kepala batu,
pada hematku yang dhaif ini Adam,
seharusnya kau tanya dirimu,
apakah didikanmu terhadapku sama seperti didikan Nabi MUhammad SAW terhadap isteri-isterinya? Adakah Adam melayani
Hawa sama seperti psikologi Muhammad terhadap mereka?
Adakah akhlak Adam-Adam boleh dijadikan contoh terhadap kaum Hawa?

Adam… .
Kau sebenarnya imam dan aku adalah makmummu,
aku adalah pengikut-pengikutmu kerana kau adalah ketua.
Jika kau benar, maka benarlah aku.
Jika kau lalai, lalailah aku.
Kau punya kelebihan akal manakala aku kelebihan nafsu.
Akalmu sembilan, nafsumu satu.
Aku… akalku satu nafsuku beribu
Dari itu Adam… .pimpinlah tanganku,
kerana aku sering lupa dan lalai,
sering aku tergelincir ditolak sorong oleh nafsu dan kuncu-kuncunya.
Bimbinglah daku untuk menyelami kalimah Allah,
perdengarkanlah daku kalimah syahdu dari Tuhanmu agar menerangi hidupku.
Tiuplah ruh jihad ke dalam dadaku agar aku menjadi mujahidah kekasih Allah.

Adam… Andainya kau masih lalai dan alpa dengan
karenahmu sendiri,
masih segan mengikut langkah para sahabat,
masih gentar mencegah mungkar,
maka kita tunggu dan lihatlah,
dunia ini akan hancur bila kaumku yang akan memerintah.
Malulah engkau Adam,
malulah engkau pada dirimu sendiri dan pada Tuhanmu yang engkau agungkan itu…

Kamis, 24 November 2011

(╯︵╰,)Jangan menangis cinta,(╯︵╰,)

Berakhir sudah perjalanan cinta
Bukan aku, Bukan dirimu Yang ingin ini
Tapi mereka Tak mau cinta ini
hilang semua mimpi karena suratan takdir
manis cinta yang kurasa tak ada lagi
kabut kelam menemani cintaku yang telah hilang

Maafkan aku sayang,
lisan berucap ikhlaz
hati tetap merindu
Tangan melepas genggaman
jantung menjerit jangan pergi dariku

Maafkan aku sayang,
Senyum terlukis bahagia untukmu
tatap mataq...Aku tegar dan tak menangis
Tapi mengapa air mata ini tetap saja menetes? (╯︵╰,)

✿ ........... ✿ ........... ✿ ............ ✿ .......... ✿ ........... ✿

Jangan menangis cinta,
Meski hati remuk menerima ini
hapus air matamu cinta,
menyayat hati tuk melihatnya
tak usah-lah bersedih,pantasmu hanya tersenyum
gapai hidup barumu meski tak bersamaku

cinta,
mengapa tangisanmu menjadi??
redam isak tangismu
Tetap kutulis kisah cinta ini dalam hatiku
Tak perlu disesali
Hanya karena ta’aruf yangg kandas

Rabb kita maha kasih
Tak kan membiarkan kita begitu saja
yakinlah, aku tetap bersamamu dalam doa
Meski dengan kondisi yang berbeda,
tetap kutemani langkahmu sebagai saudara
Jangan menangis, cinta.....



Sepatutnya kita menjaga jarak tertentu terhadap siapapun yang kita cintai. Sebab kita tidak akan selalu bersamanya setiap saat. Takdir mungkin memisahkan kita dengan orang-orang yang kita cintai setiap saat.

Disaat sebuah pertemuan ditentukan, maka bersiap-lah menghadapi perpisahan. Kala Perpisahan terjadi pada Cinta yang belum halal maka bersyukurlah, karena sebenarnya itu bukti cinta ALLAH terhadap kita
bukti cinta yang tidak menginginkan kita terbakar oleh neraka yang kita lahirkan dari perbuatan kita yang sia-sia...

Karena Cinta adalah Cinta

Cinta adalah sebuah perasaan kerinduan
Datang menyergap di setiap ketinggian malam
Membuat badan panas dan kedinginan
Namun kita terlalu memujakan

Cinta adalah sebuah kejujuran
Tentang bahasa kalbu yg terungkap oleh helai tubuh
Tentang sebuah satiran yg terkena sembilu
Namun kita terlalu menginginkan

Namun Cinta terkadang membutakan
Melupakan akan akal pikiran
Melakukan hal – hal yang terkadang tak terperkirakan
Demi membahagiakan Sang pujaan

Cinta adalah sebuah pengkhianatan
Api cemburu yg terkadang terlalu mengekang kebebasan
Ataupun juga harga diri yg menyelimuti
Namun kita terlalu membutuhkan
  
Cinta adalah sebuah perasaan terdalam
Sebuah perasaan yang datang mengharu biru jiwa
Dan ketika kesucian cinta kau dapatkan
Kebahagian terkekal pun kau genggam

Cinta pun membuat mu menjadi seorang pujangga
Yang akan mungkin membuatmu membuat untaian puisi
Menggoreskan nya di jantung langit
Dengan meminjam warna pelangi
Untuk menggoreskan isi hati

Namun Cinta adalah sebuah anugerah terindah
Rahmat Sang pencipta kepada umatnya
Dan biarkan rasa itu mendekam pada setiap jiwa manusia
Karena cinta adalah cinta

KEKUATAN HATI MELEBIHI KEKUATAN PIKIRAN

Banyak orang sangat meyakini bahwa kekuatan pikiran positif dapat membawa manusia meraih kesuksesan dalam mencapai tujuannya. Memang, tidak diragukan lagi, kalau kekuatan pikiran positif ini dan membawa manusia pada kesuksesan dalam meraih tujuannya. Mereka yang dapat mengarahkan pikirannya selalu kearah positif, maka diyakini bahwa hasilnya adalah sesuatu kehidupan yang positif juga.

Meskipun demikian, kita sebagai manusia yang memiliki keyakikan keimanan kepada ALLAH, sebaiknya menyadari bahwa bukan hanya mengandalkan kekuatan otak semata, bukan hanya mengandalkan akal dan kekuatan pikiran semata. Karena sesungguhnya ada kekuatan lain yang lebih dahsyat dari kekuatan otak, akal dan pikiran. Kekuatan ini bukan hanya mengantarkan manusia meraih sukses namun juga mampu mengantarkan manusia pada kemuliaan hidup. Yakni kekuatan hati atau kekuatan hati yang positif, kekuatan hati yang jernih. Kekuatan hati ini memiliki kedahsyatan yang melebihi kekuatan pikiran manusia. Karena hati adalah rajanya, hatilah yang mengatur dan memerintahkan otak, pikiran dan panca indra manusia.

Tuhan melalui berbagai ajaran yang dibawa oleh para Nabi, maupun melalui kitab suci-NYA telah mengajarkan kepada manusia untuk senantiasa mendengarkan suara hati nuraninya. Mengajarkan manusia untuk dapat memelihara kejernihan hatinya, sehingga sifat-sifat mulia yang tertanam dalam hati dapat memancar kepermukaan. Karena didalam hati manusia sudah tertanam "built in"  percikan sifat-sifat "Illahiah”  dari ALLAH Tuhan Sang Pencipta Kehidupan. Diantara sifat-sifat mulia ALLAH yang tertanam dalam hati manusia adalah sifat kepedulian, kesabaran, kebersamaan, cinta dan kasih sayang, bersyukur, ikhlas, damai, kebijaksanaan, semangat, dan lain sebagainya. Karena itu sesungguhnya kekuatan hati ini sangat "powerfull”  untuk meraih kesuksesan dan kemuliaan dalam segala bidang kehidupan.

Didalam hati tempatnya pusat ketenangan, kedamaian, kesehatan, dan kebahagiaan sejati yang hakiki. Bahkan hati merupakan cerminan dari diri dan hidup manusia secara keseluruhan. Didalam hati terdapat sumber kesehatan fisik, kekuatan mental, kecerdasan emosional, serta penuntun bagi manusia dalam meraih kemajuan spiritualnya. Hati menjadi tempat dimana sifat-sifat mulia dari ALLAH SWT Sang Pencipta Kehidupan bersemayam. Hati adalah tempat dimana semua yang hal yang terindah, hal yang terbaik, termurni, dan tersuci berada didalamnya.

Dengan demikian, kekuatan hati ini sangat "powerfull”  dan sangat dahsyat dalam membawa manusia meraih sukses dan kemuliaan dalam segala bidang kehidupan. Hati yang jernih akan melahirkan pikiran-pikiran yang jernih dan pada akhirnya melahirkan tindakan-tindakan mulia berdasarkan suara hati nurani. Kejernihan hati dapat menjadikan manusia menjadi mampu betindak bijaksana, memiliki semangat positif, cerdas dan berbagai sifat-sifat mulia lainnya. Dengan hati yang jernih, kita dapat berpikir jernih dan menjalani kehidupan dengan lebih produktif, lebih semangat, lebih efisien dan lebih efektif untuk meraih tujuan.

Hati adalah kunci hubungan manusia dengan Tuhannya. Karena Hati adalah tempat bersemayamnya Iman, dengannya kita bisa berkomunikasi dengan sang Khaliq. Hati juga menjadi kunci hubungan dengan sesama manusia. Hubungan yang dilandasi kejernihan hati dapat menjadikan hubungan yang lebih sehat, baik dan konstruktif dengan siapapun. Karena hubungan yang dilandasi kejernihan hati akan mengedepankan kasih sayang, kejujuran, kebersamaan dan saling menghormati. Hubungan dengan manusia akan terasa menyenangkan, menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan. Dengan demikian akan semakin banyak orang lain yang akan memberikan dukungan bagi kesuksesan kita.

Dalam meraih kesuksesan sebaiknya jangan hanya mengandalkan kekuatan otak semata. Karena otak atau pikiran merupakan sesuatu yang terbatas dan bersifat sementara. Berusahalah menggunakan kekuatan hati nurani, menggunakan kekuatan kejernihan hati dengan seimbang. Gunakanlah kekuatan hati yang positif, karena dialah sesungguhnya diri sejati Anda. Hatilah tempat sifat mulia AALLAH SWT Sang Pencipta bersemayam didalam diri kita. Dengan senantiasa menggunakan kekuatan hati, mendengarkan suara hati, akan membawa manusia menjalani kehidupan dengan penuh kedamaian dan kebahagiaan. Kalau seseorang dapat merasakan kedamaian hati dan kebahagiaan hati, maka akan memiliki hidup yang penuh dengan sukses dan kemuliaan.

Namun, berbagai godaan kehidupan modern seringkali dapat mengotori kejernihan hati. Sikap egoisme, mementingkan hawa nafsu, mengikuti ambisi meraih kekuasaan dengan menghalalkan segala cara dan berbagai emosi-emosi negatif seperti amarah, dendam, benci dan iri hati dapat menjadikan kejernihan hati terbelenggu. Hati yang terbelenggu cahaya kejernihannya tidak dapat memancar kepermukaan. Inilah yang dapat melemahkan kehidupan spiritual umat manusia. Kalau dibiarkan, dapat menjadikan kita semakin sulit mendengarkan bisikan hati dan lebih mempercayai atau mengandalkan kemampuan otak serta produk-produk pikiran atau akal semata. Inilah yang akan melahirkan ketidak seimbangan antara kemampuan nalar dengan hati nurani, sehingga melahirkan berbagai masalah dalam kehidupan.

Jadikanlah hati nurani kita sebagai pembimbing dalam setiap langkah kehidupan. Berusahalah menjaga kejernihan hati, agar rahmat dan berkah dari ALLAH senantiasa mengalir dan memberikan yang terindah untuk hati, perasaan dan seluruh diri kita.

WANITA SHOLEHAH, BIDADARI SYURGA TERINDAH

Pernahkah melihat seorang bidadari ? Bidadari yang bermata jeli. Yang kabarnya sangat indah dan jelita. Saya yakin kita semua belum pernah melihatnya. Kalau begitu mari kita ikuti percakapan antara Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha tentang sifat-sifat bidadari yang bermata jeli.
—-

Imam Ath-Thabrany mengisahkan dalam sebuah hadist, dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli’.”

Beliau menjawab, “Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilai seperti sayap burung nasar.”

Saya berkata lagi, “Jelaskan kepadaku tentang firman Allah, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’.” (Al-waqi’ah : 23)

Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara dikedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.”

Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik’.” (Ar-Rahman : 70)

Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita”

Saya berkata lagi, "Jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik’.” (Ash-Shaffat : 49)

Beliau menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada dibagian dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.”

Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (Al-Waqi’ah : 37)

Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal didunia pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya.”

Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”

Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”

Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”

Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya diwajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.”

Saya berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita diantara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya disurga?”

Beliau menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa diantara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu dia berkata, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaknya tatkala hidup bersamaku didunia. Maka nikahkanlah aku dengannya’. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.”

—-

Sungguh indah perkataan Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam yang menggambarkan tentang bidadari bermata jeli. Namun betapa lebih indah lagi dikala beliau mengatakan bahwa wanita dunia yang taat kepada Allah lebih utama dibandingkan seorang bidadari. Ya, bidadari saudaraku.

Sungguh betapa mulianya seorang muslimah yang kaffah diin islamnya. Mereka yang senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya, senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Sungguh, betapa indah gambaran Allah kepada wanita shalehah, yang menjaga kehormatan diri dan suaminya. Yang tatkala cobaan dan ujian menimpa, hanya kesabaran dan keikhlasan yang ia tunjukkan. Disaat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap teguh mempertahankan keimanannya.

Sebaik-baik perhiasan ialah wanita shalehah. Dan wanita shalehah adalah mereka yang menerapkan islam secara menyeluruh di dalam dirinya, sehingga kelak ia menjadi penyejuk mata bagi orang-orang disekitarnya. Senantiasa merasakan kebaikan di manapun ia berada. Bahkan seorang “Aidh Al-Qarni menggambarkan wanita sebagai batu-batu indah seperti zamrud, berlian, intan, permata, dan sebagainya didalam bukunya yang berjudul “Menjadi wanita paling bahagia”.

Subhanallah. Tak ada kemuliaan lain ketika Allah menyebutkan didalam al-quran surat an-nisa ayat 34, bahwa wanita shalehah adalah yang tunduk kepada Allah dan menaati suaminya, yang sangat menjaga disaat ia tak hadir sebagaimana yang diajarkan oleh Allah.

Dan bidadari pun cemburu kepada mereka karena keimanan dan kemuliaannya. Bagaimana caranya agar menjadi wanita salehah? Tentu saja dengan melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala laranganNya. Senantiasa meningkatkan kualitas diri dan menularkannya kepada orang lain. Wanita dunia yang shalehah kelak akan menjadi bidadari-bidadari surga yang begitu indah.

Duhai saudariku muslimah, maukah engkau menjadi wanita yang lebih utama dibanding bidadari? Allah meletakkan cahaya diatas wajahmu dan memuliakanmu disurga menjadi bidadari-bidadari surga. Maka, berlajarlah dan tingkatkanlah kualitas dirimu, agar Allah ridha kepadamu

Selasa, 04 Oktober 2011

Sebelum Waktu Kita Usai…

Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa menyiapkan bekalnya untuk hari esok (Hari Kiamat). Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala hal yang engkau kerjakan.” (Qs. Al-Hasyr: 18)

Jika ada jual-beli yang paling menguntungkan di dunia, maka itu adalah jual-beli antara orang-orang yang beriman dengan Allah. Dalam perdagangan tersebut, Allah memberi manusia sebuah modal yang sangat mahal dan tak ternilai harganya, yang dengannya manusia menjalani kehidupannya di muka bumi. Di antara mereka ada yang cerdas dalam berdagang sehingga akhirnya memperoleh keuntungan yang luar biasa. Akan tetapi, ternyata ada pula di antara mereka yang tak pandai berdagang sehingga sungguh merugilah perdagangannya. Sungguh kenyataan yang menyedihkan.

Allah telah memberi modal yang sama kepada setiap orang berupa waktu 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, 30 hari dalam sebulan, dan 12 bulan dalam setahun. Jika setiap orang mempunyai modal yang sama, bagaimana caranya agar kita menjadi pedagang yang memperoleh keuntungan luar biasa di akhir perdagangan ini?? Peliharalah waktu dengan baik. Itu kuncinya!!

Apa Makna “Mengelola Waktu”?

Terlebih dahulu mari kita luruskan persepsi kita mengenai pengelolaan waktu.

Saudariku, menurutmu apa persepsi “pandai mengelola waktu”? Apakah orang yang pandai mengelola waktu adalah orang yang waktunya habis untuk menekuni pelajaran-pelajaran kuliah? Ataukah orang yang sibuk bekerja dan mendapat uang yang banyak? Ataukah orang yang sibuk berorganisasi? Ataukah mereka yang lelah dan letih berpeluh berkeringat semata-mata untuk dunia?

Semoga jawabanmu bukan itu. Jika jawabanmu seperti itu, maka mari kita simak penjelasan berikut ini:

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam memgang pundakku, lalu bersabda, ‘Jadikanlah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.’” Lalu Ibnu `Umar radhiyallahu `anhu berkata, “Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi, dan jika engkau di waktu pagi, maka jangnlah menunggu sore, dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum engkau sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati.” (HR. Bukhari).

Seorang ulama yaitu Ibnu Daqiq Al-`Id menjelaskan hadits tersebut dengan sangat indah,
“Kalimat “pergunakanlah waktu sehatmu sebelum engkau sakit” adalah perintah kepada kita untuk memanfaatkan kesehatan kita dan berusaha dengan penuh kesungguhan selama masa itu, karena khawatir bertemu dengan masa sakit yang dapat merintangi usaha untuk beramal. Begitu pula “waktu hidupmu sebelum engkau mati” mengingatkan agar memanfaatkan masa hidup kita, karena barangsiapa mati, amalnya terputus dan angan-angannya lenyap, serta akan muncul penyesalan yang berat karena kelengahannya meninggalkan kebaikan. Hendaklah ia menyadari bahwa ia akan menghadapi masa yang panjang di alam kubur, sedangkan ia tidak dapat beramal dan tidak mungkin dapat beribadah kepada Allah lagi di alam kubur. Oleh karena itu, hendaklah ia memanfaatkan seluruh masa hidupnya itu untuk berbuat kebajikan.

Ali bin Abi Thalib berkata, ‘Dunia berjalan meninggalkan (manusia) sedangkan akhirat berjalan menjemput (manusia) dan masing-masing mempunyai penggemar, karena itu jadilah engkau penggemar akhirat dan jangan menjadi penggemar dunia. Sesungguhnya masa ini (hidup di dunia adalah masa beramal bukan masa pembalasan, sedangkan esok (hari akhirat) adalah masa pembalasan bukan masa beramal.’

Seseorang hendaknya mempersedikit angan-angannya karena takut ajalnya akan datang dengan tiba-tiba serta selalu ingat bahwa ajalnya telah dekat. Barang siapa yang mengabaikan ajalnya, maka patutlah dia didatangi ajalnya degan tiba-tiba dan diserang ketika ia dalam keadaan terpedaya dan lengah, karena manusia sering terpedaya oleh angan-angannya akan (kesenangan dunia).”

Wahai saudariku, bagaimana tanggapanmu setelah membaca penuturan Ibnu Daqiq Al-`Id di atas. Semoga kini pandanganmu tentang hidup dan waktu telah berubah. Ya, engkau benar, bahwa modal yang dikaruniakan Allah kepada kita berupa waktu haruslah kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk mengejar akhirat.

Meskipun demikian, bukan berarti kita sama sekali tidak mengurusi dunia kita. Akan tetapi, kita mengurusinya sebatas kebutuhan dan jangan sampai seumur hidup kita habis untuk mencari uang. Padahal makan dan minum, tempat tinggal, pakaian, dan kebutuhan hidup telah tercukupi. Jangan pula kita habiskan hidup ini untuk mengejar jabatan, kedudukan, karir dan prestasi duniawi, sedangkan persoalan mendasar dalam agama justru kita sepelekan. Sungguh merupakan pengaturan waktu yang buruk ketika seorang muslim menghabiskan hampir seluruh waktunya dalam sehari untuk dunia sedangkan waktu untuk mengurusi akhiratnya hanya dia sisihkan dari sisa-sisa waktu yang terselip.

Lalu, bagaimana seharusnya cara mengelola waktu yang benar?

Pengelolaan waktu pastinya berbeda setiap orang, namun ada cara pengelolaan waktu secara umum yang insya Allah dapat diterapkan setiap orang.

1. Siapkanlah buku agenda, catatan, atau yang sejenisnya untuk menyusun jadwal harian. Catatlah jadwal kegiatan harian dan evaluasilah. Sudahkah rencana itu dikerjakan? Jika tidak, mengapa tidak dikerjakan? Apakah karena faktor kemalasan atau faktor lain yang tidak bisa kita hindari?
2. Bagilah waktumu dalam tiga pembagian besar: pagi (jam 03.00-12.00), siang (jam 12.00-18.00), dan malam (jam 18.00-03.00).
3. Pagi hari (jam 03.00) dapat kita gunakan untuk shalat tahajjud, menghafal Al-Qur’an, bermunajat kepada Allah, dan mengevaluasi diri. Saat waktu shubuh tiba, kita bisa segera shalat kemudian mandi dan mempersiapkan aktifitas di hari itu. Jam 05.30-06.30 bisa digunakan untuk mempelajari ulang ilmu-ilmu agama. Semoga bisa menjadi bekal menjalani hari. Selanjutnya hingga siang, kita bisa menyelesaikan berbagai urusan.
4. Pagi hingga siang hari biasanya merupakan waktu yang padat aktifitas, maka pandailah dalam mengelola waktu. Saat berjalan kaki, jangan lupa sembari berdzikir. Jika sedang istirahat atau ada waktu luang sekitar 15 menit, bukalah Al-Qur’an, buku hadits yang ringkas, atau buku agama lainnya. Waktu luang yang singkat tersebut juga bisa kita manfaatkan dengan mendengarkan kaset murottal Al-Qur’an atau rekaman ta`lim. Semoga Allah memberi taufik kepada kita untuk dapat memanfaatkan waktu dengan baik.
5. Pada waktu sore, sempatkanlah untuk menghadiri majelis ta’lim. Bagaimanapun juga jiwa membutuhkan makanan dan jika jiwa tak memperoleh makanan tentu dia akan sakit merana dan bisa mati tanpa kita duga!6. Pada malam hari, setelah menyelesaikan pekerjaan yang perlu diselesaikan, ulangilah kembali pelajaran ta`lim yang tadi sore diperoleh. Sesungguhnya ilmu dicari untuk diamalkan, bukan hanya untuk menambah tumpukan catatan. Jangan lupa mengevaluasi diri (muhasabah) sebelum tidur. Perbanyaklah istighfar dan dzikir kepada Allah.

Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Aamiin.

Karena Cinta Adalah Cinta

Cinta adalah sebuah perasaan kerinduan
Datang menyergap di setiap ketinggian malam
Membuat badan panas dan kedinginan
Namun kita terlalu memujakan

Cinta adalah sebuah kejujuran
Tentang bahasa kalbu yg terungkap oleh helai tubuh
Tentang sebuah satiran yg terkena sembilu
Namun kita terlalu menginginkan

Namun Cinta terkadang membutakan
Melupakan akan akal pikiran
Melakukan hal – hal yang terkadang tak terperkirakan
Demi membahagiakan Sang pujaan

Cinta adalah sebuah pengkhianatan
Api cemburu yg terkadang terlalu mengekang kebebasan
Ataupun juga harga diri yg menyelimuti
Namun kita terlalu membutuhkan
  
Cinta adalah sebuah perasaan terdalam
Sebuah perasaan yang datang mengharu biru jiwa
Dan ketika kesucian cinta kau dapatkan
Kebahagian terkekal pun kau genggam

Cinta pun membuat mu menjadi seorang pujangga
Yang akan mungkin membuatmu membuat untaian puisi
Menggoreskan nya di jantung langit
Dengan meminjam warna pelangi
Untuk menggoreskan isi hati

Namun Cinta adalah sebuah anugerah terindah
Rahmat Sang pencipta kepada umatnya
Dan biarkan rasa itu mendekam pada setiap jiwa manusia
Karena cinta adalah cinta

Senin, 26 September 2011

MAAFKAN JIKA CINTAKU TAK “SEMPURNA”

Bertambah usia, semakin bertambah dekat ajal…
Ketakutan, dosa, hingga kematian menghantui
Sejenak terbayang tiap bab kehidupan lalu
Belum ada syukur yang nyata
Sudah sedemikian banyak waktu terlewat
Uhhff, tua adalah suatu keniscayaan
Tapi menjadi dewasa? Belum tentu
Terlepas dari semua
Aku cinta…
Sungguh aku cinta pada- Mu
Hanya saja tak sempurna
Tidak sesempurna “mereka”
Sungguh aku benar- benar cinta
Dalam diam, aku cinta

Hanya ini yang bisa kulakukan untuk- Mu
Cuma ini kemampuanku
Rasa cinta, rasa syukur, dari hati, lisan hingga yang “tampak dariku”
Maafkan jika tak sempurna
Terima kasih buat semuanya
Iman dan islamku
Orangtua dan keluargaku
Buat dia  yang Kau hadirkan untukku
Moga hanya untukku
Terimakasih buat sahabat dan teman- temanku
Buat keluarga masjidku
Buat lingkunganku
Ku bawa 7 anggota tubuhku bersujud pada- Mu
Keningku, kedua telapak tangan dan lutut juga kakiku
Memohon ampunan atas perbuatanku
Sungguh, hanya ini yang bisa ku lakukan
Maaf buat ketidak sempurnaan ini
Maaf dengan sepenuh hati
Maaf dengan “sedikit kesucian hati dan diri”
Maafkan hamba ya Rabb, jika tak sempurna

Rabu, 21 September 2011

AKU BISA KARENA-MU

Ku tersenyum, tapi bukan pada kebahagiaan..
Ku menangis, tapi bukan pada kesedihan..
Aku terhempas tanpa tahu arah..

Alangkah miris kehidupan ini..
... aku menangis,, tapi harus tetap tersenyum..

Ibarat memakai topeng indah,,
tapi dalam hati tersimpan gundah..

Aku ingin berteriak!!!
Mencaci hidup yang tak terarah..
tapi sama saja ku mengingkari takdir-Nya..

padahal disana ada madu manis yang akan kuminum
Bila ku senantiasa sabar..
Ada muara sejuk yang menyegarkan..
Bila ku selalu bersabar

ooohh Ayah..
ajarkan aku sebuah kekuatan..
ooohh Bunda..
ajarkan aku sebuah kelembutan…

agar aku selalu tegar dan sabar dalam mengarungi kerasnya kehidupan..
agar ku selau bersyukur..
agar ku tenang seperti kalian..

kepada angin.. ku gantungkan semangatku..
kepada matahari.. ku gantungkan asaku..
kepada air.. kugantungkan kesabaranku..
kepada tanah.. kugantungkan langkahku..

kepada Rabbku.. kupasrahkan takdirku..
dank u bisikkan pada-Nya..
aku bisa karna-Mu..

Sabtu, 17 September 2011

Memahami makna cinta

Suatu hari, ada seorang istri muslimah yang taat. Dia memegangi syariat berjilbab dengan baik, sehingga menutup wajahnya dari laki-laki  yang bukan mahromnya. Suatu saat dia menuntut suaminya untuk memberikan beberapa haknya, tetapi suaminya mengingkarinya. Akhirnya istri ini pun mengadukanya di pengadilan agama. Pada saat sidang hakim berkata pada istri,
” Engkau harus menghadirkan beberapa orang saksi”
Tatkala para saksi telah hadir, hakim pun berkata pada si istri, ” Sekarang bukalah cadarmu, agar para saksi bisa mengenalimu”
Melihat si istri akan membuka cadarnya di hadapan para saksi dan laki-laki lainya yang tidak halal melihat kecantikanya, suaminya tiba-tiba mengatakan ” Tidak, wahai hakim..! Jangan anda meminta istri saya membuka wajahnya. Baiklah saya telah mengaku telah menahan hak-haknya”
Mendengar perkataan suaminya tersebut’ si istri langsung berdiri lalu beranjak menuju suaminya dan duduk disampingnya, kemudian ia berkata pada hakim, ” Aku bersaksi kepada anda wahai hakim, aku telah melepas hak-hakku dari suamiku, dan aku telah membebaskanya dari tuntutanku”
Hakim pun lalu berkata, ” Tulislah hal ini didalam makarimul akhlak (akhlak-akhlak yang terpuji) “.
MasyaAlloh…
Benar benar ketulusan cinta. Tetapi siapa yang mengetahuinya..?
Boleh saja seorang istri mengatakan,” Aku tidak mencintai suamiku..!!” Boleh saja seorang suami mengatakan,” Aku tidak bisa mencintai istriku” Namun tentunya boleh juga kita mengatakan,” Bagaimana bila aku tidak percaya..?”
Pasalnya siapa yang akan mengingkari cerita cinta diatas adalah cerita cinta.? Ya, memang benar, itulah cinta.
Jadi, apa yang mendorong suami untuk ingin segera pulang menemui istrinya bila bukan cinta..? Apakah yang menjadikan istri gundah gulana dan khawatir saat suaminya belum juga pulang kalau bukan cinta..? Apa pula yang menjadikan suami gundah dan khawatir saat melihat istrinya dalam keadaan sakit bila bukan cinta..?
Memang banyak suami atau istri yang memahami cinta lain dari yang kita sebutkan. Akan tetapi, betapa banyak suami dan istri yang memahami cinta dengan pemahaman lain, yang mengatakan bahwa dirinya tidak mencintai pasanganya, namun saat istri atau suaminya sedang sakit atau semacamnya, ia merasa sangat cemas, bahkan perasaan itu seolah-olah hampir membunuhnya. Apalagi kalau bukan cinta..?
Maka sebagaimana kau mencintainya, yakinlah bahwa ia juga mencintaimu.
[Di nukil dari majalah al mawaddah, vol.39]

HAKIKAT CINTA MENURUT ISLAM

Cinta itu laksana pohon di dalam hati. Akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yang dicintai, dahannya adalah mengetahuinya, rantingnya adalah ketakutan kepadanya, daun-daunnya adalah malu kepadanya, buahnnya adalah ketaatan kepadanya dan air yang menghidupinya adalah menyebut namanya. Jika di dalam cinta ada satu bahagian yang kosong bererti cinta itu berkurang.

Apabila Allah s.w.t. cinta kepada kita maka seluruh makhluk di langit dan di bumi akan mencintainya bertepatan dengan hadith dari Abu Hurairah bahawa Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda yang bermaksud:

“Jika Allah s.w.t. mencintai seseorang hamba, maka Jibril berseru, “Sesungguhnya Allah s.w.t. mencintai Fulan, maka cintailah dia!” Maka para penghuni langit mencintainya, kemudian dijadikan orang-orang yang menyambutnya di muka bumi.”
[Riwayat Bukhari dan Muslim]

Dalam Sunan Abu Daud dari hadith Abu Dzar r.a., dia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Amal yang paling utama ialah mencintai kerana Allah s.w.t. dan membenci kerana Allah s.w.t.”

Imam Ahmad berkata: “Kami diberitahu oleh Isma’il bin Yunus, dari Al-Hassan r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Demi Allah, Allah s.w.t. tidak akan mengazab kekasih-Nya, tetapi Dia telah mengujinya di dunia.”

Bagaimanakah yang dikatakan hakikat cinta itu?

Banyak mengingati pada yang dicintai, membicarakan dan menyebut namanya.

Apabila seseorang itu mencintai sesuatu atau seseorang, maka sudah tentu beliau kan sentiasa mengingatinya di hati atau menyebutnya dengan lidah. Oleh yang demikian, Allah s.w.t. memerintahkan hamba-hamba-Nya sgsr mengingati-Nya dalam apa keadaan sekalipun sebagaiman yang difirmankan oleh Allah s.w.t.:

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan sesuatu pasukan (musuh) maka hendaklah kamu tetap teguh menghadapinya, dan sebutlah serta ingatilah Allah (dengan doa) banyak-banyak, supaya kamu berjaya (mencapai kemenangan).” [Al-Anfaal:45]

Tunduk pada perintah orang yang dicintainya dan mendahulukannya daripada kepentingan diri sendiri.

Dalam hal ini, orang yang mencintai itu ada tiga macam:

1. Orang yang mempunyai keinginan tertentu dari orang yang dicintainya.
2. Orang yang berkeinginan terhadap orang yang dicintainya.
3. Orang yang berkeinginan seperti keinginan orang yang dicintainya. Inilah yang merupakan tingkatan zuhud yang paling tinggi kerana dia mampu menghindari setiap keinginan yang bertentangan dengan orang yang dicintainya. Firman Allah s.w.t.:

“Katakanlah (Wahai Muhammad): "Jika benar kamu mengasihi Allah maka ikutilah daku, nescaya Allah mengasihi kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”
[A’li Imran:31]

Daripada Abu Hurairah r.a. berkata: Rasul s.a.w. bersabda:

“Akan timbul di akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka menunjukkan kepada orang-orang lain pakaian yang dibuat daripada kulit kambing (berpura-pura zuhud daripada dunia) untuk mendapat simpati orang ramai, dan percakapan mereka lebih manis daripada gula. Pada hal hati mereka adalah hati serigala (mempunyai tujuan-tujuan yang jahat). Allah s.w.t. berfirman kepada mereka: Apakah kamu tertipu dengan kelembutanKu? Apakah kamu terlampau berani berbohong kepadaKu? Demi KebesaranKu, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri sehingga orang ‘alim (cendikiawan) pun akan menjadi bingung (dengan sebab tekanan fitnah itu)”
[Riwayat At-Tirmidzi]

Ibnu Abbas berkata: Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar tidak meredhai kemungkaran yang berlaku di tengah-tengah mereka. Apabila mereka mengakui kemungkaran itu, maka azab Allah akan menimpa mereka semua, baik yang melakukannya mahupun orang-orang yang baik.

Umar Ibn Abdul Aziz berkata: Bahawa sesungguhnya Allah tidak mengazab orang ramai dengan sebab perbuatan yang dilakukan oleh orang-oeang perseorangan. Tetapi kalau maksiat dilakukan terang-terangan sedangkan mereka (orang ramai) tidak mengingatkan, maka keseluruhan kaum itu berhak mendapat seksa.

"Sesungguhnya Allah telah memfardhukan pelbagai perkara wajib, maka janganlah kamu mengabaikannya, dan telah menetapkan had bagi beberapa keharusan, maka janganlah kamu melewatinya, dan juga telah mengharamkan beberapa perkara, maka janganlah kamu mencerobihinya, dan juga telah mendiamkan hukum bagi sesuatu perkara, sebagai rahmat kemudahan buat kamu dan bukan kerana terlupa, maka janganlah kamu menyusahkan dirimu dengan mencari hukumannya"( Riwayat Ad-Dar Qutni, ; Ad-Dar Qutni : Sohih, An-Nawawi : Hasan )

Mencintai tempat dan rumah sang kekasih.

Di sinilah letaknya rahsia seseorang yang menggantungkan hatinya untuk sentiasa rindu dan cinta kepada Ka’abah dan Baitulahhilharam serta masjid-masjid sehinggakan dia rela berkorban harta dan meninggalkan orang tersayang serta kampung halamannya demi untuk meneruskan perjalanan menuju ke tempat yang paling dicintainya. Perjalanan yang berat pun akan terasa ringan dan menyenangkan.

Bukannya seperti kebanyakan daripada manusia zaman ini yang lebih cintakan harta benda daripada apa yang sepatutnya mereka cintai.

Daripada Tsauban r.a berkata: Rasul s.a.w. bersabda:

“Hampir tiba suatu masa dimana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang hendak makan mengerumuni talam hidangan mereka. Maka salah seorang sahabat bertanya: Apakah dari kerana kami sedikit pada hari itu? Nabi s.a.w. menjawab: Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu umpama nuih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gerund terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan mencampakkan ke dalam hati kamu penyakit “wahan”. Seorang sahabat bertanya: Apakah “wahan” itu hai Rasul s.a.w? Nabi s.a.w. menjawab: Cinta dunia dan takut mati” [Riwayat Abu Daud]

Mencintai apa yang dicintai sang kekasih.

Dengan mematuhi segala perintah Allah s.w.t. serta mengamalkan sunnah Rasulullah s.a.w.

“Wahai orang-orang yang beriman! masuklah kamu ke dalam ugama Islam (dengan mematuhi) segala hukum-hukumnya; dan janganlah kamu menurut jejak langkah syaitan; Sesungguhnya syaitan itu musuh bagi kamu yang terang nyata” [Al-Baqarah:208]

Berkorban untuk mendapatkan keredhaan sang kekasih

Keimanan seseorang muslim itu akan lengkap sekiranya dia mencintai Rasulullah s.a.w. dengan hakikat cinta yang sebenar. Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Tidak beriman seorang daripada kalian sehingga aku menjadi orang yang lebih dicintainya daripada (cintanya kepada) anak dan bapanya serta sekelian manusia”
[Riwayat Asy-Syaikhany, An-Nasaai, Ibnu Majah dan Ahmad]

Barangsiapa yang lebih mementingkan orang yang dicintai, maka beliau sanggup berkorban nyawa sekalipun demi untuk membuktikan kecintaannya itu kepada sang kekasih yang dicintainya. Oleh yang demikian, kedudukan iman seseorang masih belum dianggap mantap kecuali menjadikan Rasulullah s.a.w. sebagai orang yang paling mereka cintai, lebih besar dari cinta kepada diri mereka sendiri apalagi cinta kepada anak dan seterusnya keluarga dan harta benda. Firman Allah s.w.t.:

“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri[1200] dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmim dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu berbuat baik[1201] kepada saudara-saudaramu (seagama). adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Allah)”

[1200] Maksudnya: orang-orang mukmin itu mencintai nabi mereka lebih dari mencintai diri mereka sendiri dalam segala urusan.
[1201] yang dimaksud dengan berbuat baik disini ialah berwasiat yang tidak lebih dari sepertiga harta.
[Al-Ahzab:6]

Cemburu kepada yang dicintai.

Orang yang mencintai Allah s.w.t. dan Rasul-Nya sentiasa cemburu hatinya apabila hak-hak Allah s.w.t. dan Rasul-Nya dilanggar dan diabaikan. Dari kecemburuan inilah timbulnya pelaksanaan amal makruf dan nahi mungkar. Oleh kerana itulah, Allah s.w.t. menjadikan jihad sebagai tanda cinta kepada-Nya. Firman Allah s.w.t.:

”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui” [Al-Maaidah:54]

Menghindari hal-hal yang merenggangkan hubungan dengan orang yang dicintai dan membuatnya marah.

”Hai nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara” [Al-Ahzab:1-3]

”Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[106] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”

[106] yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah. [Al-Baqarah:165]

“Sesudah itu, patutkah mereka berkehendak lagi kepada hukum-hukum jahiliyah? padahal - kepada orang-orang yang penuh keyakinan - tidak ada sesiapa yang boleh membuat hukum yang lebih pada daripada Allah” [Al-Maaidah:50]

“Dan janganlah kamu makan (atau mengambil) harta (orang-orang lain) di antara kamu dengan jalan yang salah, dan jangan pula kamu menghulurkan harta kamu (memberi rasuah) kepada hakim-hakim kerana hendak memakan (atau mengambil) sebahagian dari harta manusia dengan (berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui (salahnya)”
[Al-Baqarah:188]

Daripada Abu Hurairah r.a. katanya: aku mendengar Rasul s.a.w. bersabda:

“Umatku akan ditimpa penyakit-penyakit yang pernah menimpa umat-umat terdahulu. Sahabat bertanya: Apakah penyakit-penyakit umat-umat terdahulu itu? Nabi s.a.w. menjawab: Penyakit-penyakit itu ialah (1) terlalu banyak seronok (2) terlalu mewah (3) menghimpun harta sebanyak mungkin (4) tipu menipu dalam merebut harta benda dunia (5) saling memarahi (6) hasut-menghasut sehingga jadi zalim menzalimi”
[Riwayat Al-Hakim]

[Dipetik dari buku Cinta dan Rindu oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah / Al-Hikam oleh Syeikh Ibn Ata'illah Al-Sakandari]